الوصف
SIAPA PENCIPTAKU DAN KENAPA?Segala Sesuatu Menunjukkan Adanya Pencipta
ترجمات أخرى 37
المحاور
Siapakah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya berupa makhluk-makhluk besar yang tidak dapat dihitung?
Siapakah yang membuat sistem yang rinci nan rapi ini di langit dan bumi?
Siapakah yang menciptakan manusia dan memberinya pendengaran, penglihatan dan akal, sekaligus menjadikannya mampu menghimpun pengetahuan dan berilmu?
Bagaimanakah engkau menjelaskan penciptaan yang teratur secara detail pada organ tubuhmu dan tubuh semua makhluk hidup? Siapakah yang menciptakannya?
Bagaimanakah alam sebesar ini dengan sistem yang mengaturnya sedemikian detail dapat tertata rapi dan stabil sepanjang tahun?
Siapakah yang membuat semua sistem yang mengatur alam ini berupa hidup dan mati, kembang biak makhluk hidup, siang dan malam, perubahan musim, dan sebagainya?
Apakah alam ini menciptakan dirinya sendiri? Atau ia tercipta dari sesuatu yang tidak ada? Atau ia ada secara kebetulan?
Mengapa manusia mempercayai keberadaan sesuatu yang tidak dilihatnya semisal: pengetahuan, akal, roh, perasaan dan cinta? Bukankah ia mempercayainya karena melihat jejaknya? Lalu, bagaimana manusia mengingkari keberadaan Sang Pencipta alam yang besar ini, padahal ia melihat jejak ciptaan-Nya serta jejak perbuatan dan kasih sayang-Nya?
Tiada seorang pun yang akan percaya ketika dikatakan: Rumah ini ada tanpa dibangun oleh siapa pun! Atau dikatakan: Ketiadaan itulah yang menciptakan rumah ini! Lalu, bagaimana sebagian orang dapat mempercayai orang yang mengatakan alam yang besar ini hadir tanpa pencipta? Bagaimana seorang yang berakal dapat menerima ketika dikatakan keteraturan yang sangat rapi pada alam ini ada secara kebetulan?
Allah -Ta'ālā- berfirman,(أَمۡ خُلِقُواْ مِنۡ غَيۡرِ شَيۡءٍ أَمۡ هُمُ ٱلۡخَٰلِقُونَ، أَمۡ خَلَقُواْ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۚ بَل لَّا يُوقِنُونَ). "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka yang telah menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)."[QS. Aṭ-Ṯūr (52): 35]
Hanya ada satu tuhan sekaligus pencipta. Dia memiliki banyak nama dan sifat agung yang menunjukkan kesempurnaan-Nya. Di antara nama-Nya: Al-Khāliq (Maha Pencipta), Ar-Raḥīm (Maha Penyayang), Ar-Rāziq (Maha Pemberi rezeki), Al-Karīm (Maha Pemurah), dan Allāh. Allāh merupakan nama Tuhan yang paling masyhur; ia bermakna: Tuhan satu-satunya yang berhak terhadap ibadah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur`an Al-Karim([1]),﴿قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa.* ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ Allah tempat bergantung segala sesuatu.*لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.*وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ﴾ Tidak ada pula sesuatu yang setara dengan Dia.'"[QS. Al-Ikhlāṣ (112): 1-4]
Allah Ta'ala juga berfirman,﴿اللَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ﴾ "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nya segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dia juga tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar."[QS. Al-Baqarah (2): 255]
Tuhan kita, Allah, yang menciptakan langit dan bumi serta menundukkan dan menjadikannya layak bagi makhluk-makhluk-Nya. Dialah yang menciptakan langit beserta makhluk-makhluk besar yang ada di dalamnya. Dia pula yang memberikan sistem yang rapi untuk matahari dan bulan serta siang dan malam yang menunjukkan keagungan-Nya.
Dialah yang menundukkan udara bagi kita, tidak akan ada kehidupan bagi kita tanpanya. Dialah yang menurunkan hujan serta menundukkan lautan dan sungai-sungai untuk kita. Dialah yang memberi kita makan sejak berupa janin yang sangat lemah dalam kandungan ibu kita. Dialah yang menjadikan darah mengalir di urat-urat kita dan menjadikan jantung kita terus-menerus berdenyut sejak hari kelahiran kita hingga kita meninggal dunia.
Allah Ta'ala berfirman,﴿وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ﴾ "Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa pun dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur."[QS. An-Naḥl (16): 78]
Sang Pencipta telah memberi kita akal yang dapat menjangkau keagungan-Nya. Dia tanamkan pada kita fitrah yang menunjukkan kesempurnaan-Nya dan bahwa Dia tidak mungkin memiliki kekurangan.
Ibadah harus menjadi hak Allah Ta'ala semata. Dialah Yang Mahasempurna dan yang berhak terhadap ibadah. Semua yang disembah selain-Nya adalah sembahan yang batil dan cacat serta akan mengalami kematian dan kesirnaan.
Sembahan tidak mungkin berupa manusia, berhala, pohon ataupun hewan!
Tidak patut bagi orang yang berakal kecuali menyembah Tuhan Yang Mahasempurna! Bagaimana bisa ia menyembah makhluk yang lebih rendah darinya?!
Tuhan ﷻ tidak mungkin bermula dalam bentuk janin dalam perut seorang perempuan lalu dilahirkan seperti halnya bayi!
Tuhan ﷻ adalah yang menciptakan seluruh makhluk. Mereka semua ada dalam genggaman-Nya dan di bawah kekuasaan-Nya. Dia tidak mungkin dicelakakan oleh manusia dan tidak mungkin pula bagi seseorang untuk menyalib-Nya, menyiksa-Nya dan menghinakan-Nya!
Tuhan ﷻ tidak mungkin mati!
Dialah yang tidak pernah lupa, tidak tidur, dan tidak makan. Dia Mahaagung; tidak mungkin memiliki istri ataupun anak. Sang Khalik memiliki sifat-sifat keagungan; Dia tidak pernah membutuhkan sesuatu dan tidak pula memiliki sifat kekurangan. Semua ayat yang berisikan perkara yang menyelisihi keagungan-Nya yang diklaim bersumber dari para nabi adalah ayat-ayat yang telah diselewengkan, bukan wahyu sahih yang dibawa oleh Musa, Isa, dan nabi-nabi lainnya -'alaihimuṣṣalātu wassalām-.
Allah Ta'ala berfirman,يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (73) "Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah ia! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Bahkan, jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (74) Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. Sungguh, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa."[QS. Al-Ḥajj (22): 73-74]
Apakah masuk akal bila Allah menciptakan semua makhluk ini tanpa tujuan? Apakah Allah menciptakannya sia-sia, padahal Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui?
Apakah masuk akal, bahwa Tuhan yang menciptakan kita dengan sangat rapi dan sempurna, serta menundukkan bagi kita semua apa yang ada di langit dan bumi, ternyata menciptakan kita tanpa tujuan atau membiarkan kita tanpa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan paling penting yang menghantui pikiran kita, semisal: Mengapa kita ada di dunia ini? Ada apa setelah kematian? Apa tujuan kita diciptakan?
Justru sebaliknya, Allah telah mengutus para rasul agar kita dapat mengetahui tujuan keberadaan kita serta apa yang diinginkan pada kita!
Allah mengutus para rasul untuk mengajarkan kita keberhakkan-Nya terhadap ibadah serta tata cara beribadah kepada-Nya, menyampaikan kepada kita perintah dan larangan-Nya, dan mengajari kita nilai-nilai luhur yang jika kita jadikan pegangan, maka kehidupan kita akan indah sekaligus diliputi kebaikan dan keberkahan.
Allah telah mengutus banyak rasul, misalnya: Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa. Allah memberikan rasul-rasul tersebut tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka dan bahwa mereka diutus oleh-Nya.
Rasul yang paling terakhir adalah Muhammad ﷺ. Allah telah menurunkan kepadanya Al-Qur`an Al-Karim.
Para rasul telah mengabari kita dengan sangat terang bahwa kehidupan ini adalah ujian dan bahwa kehidupan sebenarnya akan hadir setelah kematian.
Mereka juga mengajarkan bahwa ada surga yang dipersiapkan bagi orang-orang mukmin yang beribadah hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, serta beriman kepada semua rasul. Sebaliknya, ada juga neraka yang disiapkan oleh Allah bagi orang-orang kafir yang menyembah sembahan-sembahan lain bersama Allah atau yang kafir kepada siapa pun di antara rasul-rasul Allah.
Allah Ta'ala berfirman,
يَابَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (35) "Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidak ada rasa takut bagi mereka, dan mereka tidak bersedih hati.وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (36) Tetapi, orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."[QS. Al-A'rāf (7): 35-36]
Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- juga berfirman,﴿ أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ﴾ "Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"[QS. Al-Mu`minūn (23): 115]
Al-Qur`an Al-Karim adalah firman Allah Ta'ala yang diturunkan kepada rasul terakhir, Muhammad. Ia merupakan mukjizat paling besar yang menunjukkan kebenaran kenabian Muhammad ﷺ. Ia adalah kitab yang benar terkait hukum-hukumnya dan jujur di dalam berita-beritanya. Allah telah menantang orang-orang yang mendustakannya agar menghadirkan yang semisal dengan Al-Qur`an ini walaupun hanya satu surah. Namun, mereka tidak mampu karena keindahan tata bahasa dan kata-katanya. Ia berisikan banyak dalil-dalil logis dan fakta-fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa kitab ini tidak mungkin merupakan karya manusia, melainkan firman Tuhan seluruh umat manusia ﷻ.
Allah telah mengutus rasul-rasul sejak masa awal kehidupan umat manusia untuk mendakwahi mereka kepada-Nya dan menyampaikan kepada mereka perintah dan larangan-Nya. Misi dakwah mereka semua ialah beribadah kepada Allah ﷻ semata. Setiap kali umat tertentu mulai meninggalkan atau menodai agama yang dibawa oleh nabinya terkait perintah menauhidkan Allah, maka Allah menugaskan rasul yang lain untuk memperbaiki hal tersebut dan mengembalikan mereka ke fitrah yang bersih dengan menauhidkan Allah dan menaati-Nya. Hal ini terus berlangsung hingga Allah menutup para rasul dengan Muhammad ﷺ yang membawa syariat yang kekal dan universal untuk semua umat manusia hingga hari Kiamat. Syariat inilah yang menyempurnakan dan membatalkan syariat-syariat sebelumnya. Allah ﷻ telah menjamin kekekalan dan keberlanjutan syariat dan agama ini hingga hari Kiamat.
Oleh karena itu, kita umat Islam mengimani -sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah- semua rasul dan kitab-kitab terdahulu.
Allah Ta'ala berfirman,﴿ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰۤىِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَیۡنَ أَحَدࣲ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَیۡكَ ٱلۡمَصِیرُ﴾ "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur`an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Mereka juga berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.'"[2: 285]. [QS. Al-Baqarah (2): 285]
Yang mengutus para rasul adalah Allah. Siapa yang mengingkari kerasulan satu orang di antara mereka, maka ia telah mengingkari semua rasul. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada dosa seseorang mengingkari wahyu Allah. Sebab itu, untuk masuk surga, seseorang harus beriman pada semua rasul.
Setiap orang di zaman ini wajib untuk mengimani semua rasul yang diutus oleh Allah. Hal ini tidak akan terealisasi kecuali dengan mengimani dan mengikuti rasul paling akhir, Muhammad ﷺ.
Allah menyebutkan dalam Al-Qur`an Al-Karim bahwa orang yang menolak beriman pada siapa pun di antara rasul-rasul utusan Allah maka ia telah kafir kepada Allah dan mendustakan wahyu-Nya.
Bacalah ayat berikut:"إنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ ورُسُلِهِ ويُرِيدُونَ أنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ ورُسُلِهِ ويَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ ونَكْفُرُ بِبَعْضٍ ويُرِيدُونَ أنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا "Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mengatakan, 'Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),' serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir),أُولَئِكَ هُمُ الكافِرُونَ حَقًّا وأعْتَدْنا لِلْكَفَرَيْنِ عَذابًا مُهِينًا﴾". merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan."[QS. An-Nisā` (4): 150-151]
Islam adalah berserah diri kepada Allah Ta'ala dengan ketauhidan, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan, dan menjalankan syariat-Nya dengan penuh kerelaan.
Allah mengutus para rasul untuk mengajarkan agama yang sama, yaitu mengajak beribadah kepada Allah semata, tanpa ada sekutu bagi-Nya.
Islam adalah agama semua nabi. Dakwah mereka satu walaupun syariat mereka berbeda. Umat Islam hari ini, merekalah satu-satunya yang berpegang teguh pada agama yang benar yang dibawa oleh seluruh nabi. Hanya risalah Islam yang benar pada zaman ini. Jadi, Tuhan yang mengutus Nabi Ibrahim, Musa dan Isa adalah juga yang mengutus penutup para rasul, Muhammad. Syariat Islam datang untuk membatalkan syariat-syariat sebelumnya.
Seluruh agama selain Islam yang dianut manusia hari ini adalah agama hasil buatan manusia atau agama yang dulunya dari Allah kemudian diotak-atik oleh tangan manusia sehingga bercampur dengan tumpukan khurafat, dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dan buah pikiran manusia. Adapun akidah umat Islam adalah akidah yang satu dan jelas, tidak berubah-ubah. Lihatlah Al-Qur`an Al-Karim yang merupakan satu kitab yang menjadi pegangan di seluruh negeri umat Islam.
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur`an,
قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (84) "Katakanlah (Muhammad), 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.'وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ 85). Siapa yang mencari agama selain Islam, ia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."[QS. Āli 'Imrān (3): 84-85]
Apakah Anda tahu bahwa umat Islam wajib mengimani Nabi Isa, mencintainya, dan menjunjungnya serta mengimani risalahnya yang mendakwahkan agar beribadah hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya? Umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa dan Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihimā wa sallam- adalah sama-sama nabi; keduanya diutus untuk membimbing manusia ke jalan Allah dan jalan surga.
Kita meyakini bahwa Isa -'alaihissalām- termasuk rasul paling agung yang diutus oleh Allah Ta'ala. Kita meyakini ia dilahirkan dengan cara yang penuh mukjizat. Allah telah mengabari kita dalam Al-Qur`an bahwa Dia menciptakan Isa tanpa memiliki ayah, sebagaimana Dia menciptakan Adam tanpa memiliki ayah dan ibu. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Kita meyakini bahwa Isa bukan tuhan, bukan juga anak Allah. Ia tidak pernah disalib, melainkan ia masih hidup. Allah mengangkatnya ke sisi-Nya, kemudian akan turun di akhir zaman sebagai hakim yang adil dan akan bersama umat Islam, karena umat Islam adalah orang-orang yang beriman pada tauhid yang dibawa oleh Isa dan semua para nabi.
Allah mengabari kita dalam Al-Qur`an Al-Karim bahwa agama Nabi Isa telah diubah oleh orang-orang Nasrani, dan ada di antara orang-orang yang menyimpang dan tersesat itu yang mengubah isi Injil dan menambahkan ayat-ayat yang tidak pernah diucapkan oleh Isa. Di antara buktinya adalah adanya sekian versi Injil serta keberadaan banyak hal yang kontradiksi di dalamnya.
Allah mengabari kita bahwa Isa menyembah-Nya dan ia tidak pernah meminta siapa pun untuk menyembah dirinya. Ia mengajak kaumnya untuk menyembah Sang Khalik, tetapi setan malah menjadikan orang-orang Nasrani menyembah Isa. Allah mengabari kita dalam Al-Qur`an bahwa Dia tidak akan mengampuni siapa pun yang menyembah selain Allah, dan kelak di hari Kiamat Isa akan berlepas diri dari orang-orang yang menyembahnya. Ia akan berkata pada mereka: aku telah memerintahkan kalian untuk menyembah Khalik dan tidak pernah meminta kalian menyembahku. Di antara dalilnya ialah firman Allah Ta'ala:
﴿یَـٰۤأَهۡلَ ٱلۡكِتَـٰبِ لَا تَغۡلُوا۟ فِی دِینِكُمۡ وَلَا تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡحَقَّۚ إِنَّمَا ٱلۡمَسِیحُ عِیسَى ٱبۡنُ مَرۡیَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥۤ أَلۡقَىٰهَاۤ إِلَىٰ مَرۡیَمَ وَرُوحࣱ مِّنۡهُۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۖ وَلَا تَقُولُوا۟ ثَلَـٰثَةٌۚ ٱنتَهُوا۟ خَیۡرࣰا لَّكُمۡۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَـٰهࣱ وَ ٰحِدࣱۖ سُبۡحَـٰنَهُۥۤ أَن یَكُونَ لَهُۥ وَلَدࣱۘ لَّهُۥ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِیلࣰا﴾ "Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Almasih Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Sebab itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, '(Tuhan itu) tiga.' Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pelindung."[QS. An-Nisā` (4): 171]
Allah Ta'ala berfirman,(وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِن دُونِ اللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۚ إِن كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۚ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ "(Ingatlah pula) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, 'Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?' (Isa) menjawab, 'Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.'"[QS. Al-Mā`idah (5): 116]
Siapa yang menginginkan keselamatan di akhirat, hendaklah ia masuk ke dalam Islam dan mengikuti Nabi Muhammad ﷺ.
Di antara realitas yang disepakati oleh para nabi dan rasul -'alaihimussalām- adalah tidak ada yang selamat di akhirat kelak kecuali orang-orang Islam yang beriman kepada Allah Ta'ala dan tidak menyekutukan siapa pun dalam beribadah kepada-Nya sekaligus mengimani semua nabi dan rasul. Jadi, orang-orang yang hidup di zaman Nabi Musa dan beriman kepadanya serta mengikuti ajarannya, mereka itulah orang-orang muslim dan mukmin yang saleh. Tetapi setelah Allah mengutus Isa, para pengikut Musa wajib mengimani Isa dan mengikutinya. Siapa yang beriman kepada Isa, mereka itulah orang-orang muslim yang saleh. Sebaliknya, siapa yang menolak beriman kepada Isa dan mengatakan: saya akan tetap bertahan di atas agama Musa, maka orang itu bukan mukmin, karena ia menolak beriman kepada nabi yang diutus oleh Allah. Kemudian setelah Allah mengutus rasul terakhir, Muhammad, maka semua manusia wajib mengimaninya. Allahlah yang mengutus Musa dan Isa, Dia juga yang mengutus rasul terakhir, Muhammad. Siapa yang mengingkari kerasulan Muhammad ﷺ dan mengatakan: aku akan tetap mengikuti Musa atau Isa, maka dirinya bukan orang mukmin.
Seseorang tidak cukup mengatakan ia menghargai orang Islam. Untuk keselamatannya di akhirat, tidak cukup dengan hanya bersedekah dan membantu orang miskin. Tetapi, ia harus beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari Akhir agar Allah menerima semua amal baik darinya. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada syirik dan kafir kepada Allah serta menolak wahyu yang diturunkan oleh Allah atau menolak kenabian nabi-Nya yang terakhir, Muhammad ﷺ. Orang Yahudi dan Nasrani yang mendengar kerasulan Muhammad Rasulullah ﷺ lalu menolak beriman kepadanya dan menolak masuk ke dalam agama Islam, ia akan masuk ke dalam neraka Jahanam dan selamanya akan kekal di dalamnya. Allah Ta'ala berfirman,
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَـٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ} "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk."[QS. Al-Bayyinah (98): 6]
Ketika agama terakhir dari Allah ini telah turun kepada manusia, setiap orang yang mendengar tentangnya dan tentang Nabi terakhir Muhammad ﷺ wajib beriman kepadanya, mengikuti syariatnya, serta menaatinya dalam perintah dan larangannya. Oleh karena itu, orang yang telah mendengar agama Islam namun menolaknya, Allah tidak akan menerima amal sedikit pun darinya dan akan menyiksanya di akhirat. Di antara dalilnya ialah firman Allah Ta'ala:
﴿وَمَن یَبۡتَغِ غَیۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِینࣰا فَلَن یُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ﴾ "Siapa yang mencari agama selain Islam, maka itu tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."[QS. Āli 'Imrān (3): 85]
Allah Ta'ala juga berfirman,(قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ) "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak menyembah selain Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.' Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim.'"[QS. Āli 'Imrān (3): 64]
Untuk masuk ke dalam Islam, wajib mengimani keenam rukun berikut:
1- Beriman kepada Allah Ta'ala; bahwa Dia Maha Pencipta, Maha Pemberi rezeki, Maha Pengatur, dan Maha Memiliki, tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya, Dia tidak memiliki istri maupun anak, dan Dia semata yang berhak terhadap ibadah.
2- Beriman kepada para malaikat; bahwa mereka adalah hamba Allah Ta'ala yang Dia ciptakan dari cahaya. Di antara tugas yang Allah berikan kepada mereka adalah membawa wahyu kepada nabi-nabi-Nya.
3- Beriman kepada semua kitab yang Allah turunkan kepada nabi-nabi-Nya, seperti Taurat, Injil, dan kitab yang paling terakhir, yaitu Al-Qur`an Al-Karim.
4- Beriman kepada semua rasul, seperti: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan yang paling terakhir ialah Muhammad. Mereka semua dari kalangan manusia, Allah menguatkan mereka dengan wahyu dan memberikan mereka bukti dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka.
5- Beriman kepada hari Akhir, yaitu hari ketika Allah membangkitkan seluruh umat manusia dan memberikan keputusan di antara para hamba-Nya serta memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dan orang-orang kafir ke dalam neraka.
6- Beriman kepada takdir; bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi di waktu lampau dan yang akan terjadi di waktu mendatang, dan bahwa Allah telah menulis semuanya, menghendakinya, dan menciptakan segala sesuatu.
Islam adalah agama semua nabi dan bukan agama yang khusus bagi bangsa Arab.
Islam adalah jalan kebahagiaan hakiki di dunia dan kenikmatan abadi di akhirat.
Islam adalah agama satu-satunya yang mampu mengakomodir kebutuhan roh dan jasad manusia serta mengurai seluruh problematika mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
{قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى "Dia (Allah) berfirman, 'Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah), siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى Sebaliknya, siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.'"[QS. Ṭāhā (20): 123-124]
Masuk ke dalam Islam akan mendatangkan berbagai manfaat besar, di antaranya:
1- Meraih kesuksesan dan kemuliaan di dunia sebagai hamba Allah; jika tidak, maka ia akan menjadi hamba bagi hawa nafsu, setan dan syahwat.
2- Meraih kesuksesan paling besar di akhirat, yaitu selamat dari siksa neraka, masuk surga, sekaligus meraih rida Allah dan kekekalan di dalam surga.
3- Orang yang dimasukkan ke dalam surga oleh Allah, mereka akan hidup dalam kenikmatan abadi tanpa merasakan kematian atau jenis apa pun di antara penyakit, rasa sakit, kesedihan atau ketuaan, serta akan mendapatkan semua yang mereka inginkan.
Di dalam surga terdapat berbagai kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terbesit dalam hati siapa pun.
Di antara dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:﴿مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَلَنُحۡیِیَنَّهُۥ حَیَوٰةࣰ طَیِّبَةࣰۖ وَلَنَجۡزِیَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ﴾ "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan padanya dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan."[QS. An-Naḥl (16): 97]
Orang yang menolak Islam akan rugi ilmu dan pengetahuan yang paling agung, yaitu pengetahuan dan ilmu tentang Allah, sekaligus akan rugi keimanan kepada Allah yang memberi rasa aman dan tenteram di dunia serta kebahagiaan abadi di akhirat.
Dia akan kehilangan kenikmatan menelaah kitab paling agung yang Allah turunkan kepada manusia serta manfaat mengimani kitab yang agung ini.
Dia akan kehilangan iman kepada nabi-nabi yang mulia sekaligus tidak dapat menyertai mereka di dalam surga kelak di hari Kiamat. Bahkan, ia akan menemani para setan, penjahat, dan tagut-tagut di dalam neraka Jahanam. Sungguh, Jahanam adalah seburuk-buruk tempat tinggal dan mereka itu seburuk-buruk teman.
Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (15) "Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.' Ingatlah! Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ } . Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawahnya juga ada lapisan-lapisan yang disediakan bagi mereka. Demikianlah Allah mengancam hamba-hamba-Nya (dengan azab itu). 'Wahai hamba-hamba-Ku, maka bertakwalah kepada-Ku.'"[QS. Az-Zumar (39): 15-16]
Dunia bukanlah negeri kekal abadi ...
Semua keindahan di dalamnya akan sirna dan segala kesenangan akan padam ...
Akan datang hari yang menjadi momen engkau dihisab terkait semua yang telah engkau lakukan, yaitu hari Kiamat. Allah Ta'ala berfirman,{وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لاَ يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً إِلاَّ أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلاَ يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا} "Lalu diletakkan kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, 'Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya.' Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Sungguh, Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun."[QS. Al-Kahf (18): 49]
Allah ﷻ telah mengabarkan bahwa akhir kehidupan orang yang tidak masuk Islam adalah hidup kekal di neraka Jahanam selama-lamanya.
Kerugian ini tidak sederhana, melainkan kerugian yang sangat besar:{وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ } "Siapa yang mencari agama selain Islam, dia (agama itu) tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."[QS. Āli 'Imrān (3): 85]
Islam adalah satu-satunya agama yang diterima oleh Allah.
Jadi, Allah menciptakan kita untuk beribadah pada-Nya, lalu kepada-Nya kita akan kembali. Adapun dunia ini adalah ujian bagi kita.
Anda harus yakin bahwa kehidupan ini singkat seperti mimpi ... Tidak seorangpun yang tahu kapan ia akan meninggal!
Apa jawabanmu kepada Tuhanmu jika engkau ditanya kelak pada hari Kiamat: Mengapa engkau tidak mengikuti kebenaran? Mengapa engkau tidak mengikuti Sang Penutup para nabi?
Dengan apa engkau akan menjawab pertanyaan Tuhanmu kelak pada hari Kiamat, padahal Dia sendiri telah memperingatkanmu tentang dampak kufur terhadap Islam sekaligus mengabarimu bahwa ujung perjalanan hidup orang kafir ialah kebinasaan dalam neraka selama-lamanya?
Allah Ta'ala berfirman,﴿وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ "Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."[2: 39]. [QS. Al-Baqarah (2): 39]
Allah ﷻ mengabari kita bahwa banyak orang yang menolak masuk Islam karena takut terhadap masyarakat yang hidup di lingkungan tempat tinggalnya.
Ada juga yang banyak menolak Islam karena tidak mau mengubah keyakinan dan kebiasaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Ada juga yang dihalangi oleh sikap taasub dan fanatisme pada kebatilan yang mereka warisi.
Mereka semuanya tidak akan mendapatkan uzur dalam hal itu dan akan berdiri di hadapan Allah tanpa memiliki hujah apa pun.
Bukanlah uzur bagi seorang ateis untuk mengatakan bahwa ia akan tetap di atas agama ateis karena dilahirkan dalam keluarga ateis! Melainkan ia harus menggunakan akal yang Allah berikan padanya, merenungkan kebesaran langit dan bumi, dan memikirkan dengan akal yang diberikan oleh Sang Khalik untuk mengetahui bahwa alam ini memiliki pencipta. Demikian juga orang yang menyembah batu dan berhala, mereka tidak mendapatkan uzur dalam mengikuti nenek moyangnya. Sebaliknya ia berkewajiban mencari kebenaran dan bertanya dalam dirinya: Bagaimana aku menyembah benda mati yang tidak dapat mendengar, melihat, dan membantuku sedikit pun?!
Demikian juga orang Nasrani yang percaya terhadap perkara-perkara yang menyelisihi fitrah dan akal, ia harus bertanya pada dirinya: Bagaimana mungkin Tuhan membunuh anaknya yang tidak berdosa demi menebus dosa-dosa orang lain! Ini merupakan kezaliman! Bagaimana mungkin manusia menyalib dan membunuh anak Tuhan! Bukankah Tuhan mampu mengampuni dosa manusia tanpa memperkenankan mereka membunuh anak-Nya? Bukankah Tuhan mampu membela anak-Nya?
Sebab itu, orang yang berakal wajib untuk mengikuti kebenaran dan tidak mengikuti nenek moyang pada kebatilan.
Allah Ta'ala berfirman,﴿وَإِذَا قِیلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡا۟ إِلَىٰ مَاۤ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ قَالُوا۟ حَسۡبُنَا مَا وَجَدۡنَا عَلَیۡهِ ءَابَاۤءَنَاۤۚ أَوَلَوۡ كَانَ ءَابَاۤؤُهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ شَیۡـࣰٔا وَلَا یَهۡتَدُونَ﴾ "Apabila dikatakan kepada mereka, 'Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul', mereka menjawab, 'Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya).' Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?"[QS. Al-Mā`idah (5): 104]
Orang yang ingin masuk Islam tetapi khawatir terhadap masyarakat di lingkungan sekitarnya, ia bisa masuk Islam dengan tetap menyembunyikan keislamannya hingga Allah mudahkan baginya jalan kebaikan untuk hidup mandiri dan menampakkan keislamannya.
Engkau wajib segera memeluk Islam, tetapi engkau tidak berkewajiban mengabari orang sekitarmu ataupun mengumumkannya jika hal itu akan mendatangkan keburukan bagimu.
Ketahuilah! Jika engkau masuk Islam, engkau menjadi saudara bagi jutaan umat Islam. Engkau bisa menghubungi masjid atau kantor urusan Islam di negaramu untuk meminta saran dan bantuan mereka. Mereka pasti bahagia dengan hal itu.
Allah Ta'ala berfirman,
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِب} "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."[QS. Aṭ-Ṭalāq (65): 2-3]
Bukankah meraih rida Allah yang merupakan Sang Khalik yang memberimu semua nikmat, bahkan memberimu asupan sejak janin dalam perut ibumu serta memberimu udara yang engkau hirup sekarang, lebih penting daripada rida manusia kepadamu?
Bukankah kesuksesan dunia dan akhirat pantas dikejar dengan mengorbankan semua kenikmatan lainnya berupa kenikmatan dunia yang fana? Tentu, demi Allah!
Jangan biarkan masa lalumu menghalangimu dari memperbaiki jalanmu yang salah dan dari mengerjakan yang benar.
Jadilah orang yang beriman sejati sejak hari ini! Jangan biarkan setan menghentikanmu dari mengikuti kebenaran!
Allah Ta'ala berfirman,
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنزلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا (174) "Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (175) } Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga) dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya."[QS. An-Nisā` - 4: 174-175]
Jika semua yang dikemukakan ini menurutmu logis dan engkau mengakui fakta ini dalam hatimu, engkau harus mengayunkan langkah pertama untuk menjadi seorang muslim. Apakah engkau membutuhkanku untuk membantumu mengambil keputusan terbaik dalam hidupmu dan menuntunmu bagaimana menjadi seorang muslim?
Jangan jadikan dosamu menghalangimu masuk Islam. Allah telah mengabari kita dalam Al-Qur`an bahwa Dia mengampuni seluruh dosa manusia jika ia masuk Islam dan bertobat kepada-Nya. Bahkan setelah engkau menerima Islam, secara alami engkau akan melanggar sebagian dosa karena kita manusia, bukan malaikat yang bersifat maksum. Tetapi, yang dituntut dari kita saat berdosa ialah memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Jika Allah melihatmu bersegera menerima kebenaran, engkau telah masuk Islam, dan melafalkan dua kalimat syahadat, maka Dia akan membantumu untuk meninggalkan dosa yang lain. Orang yang menyambut Allah dan mengikuti kebenaran, Allah akan memudahkannya pada tambahan kebaikan. Sebab itu, janganlah ragu untuk masuk Islam sekarang juga.
Di antara dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:﴿قُل لِّلَّذِینَ كَفَرُوۤا۟ إِن یَنتَهُوا۟ یُغۡفَرۡ لَهُم مَّا قَدۡ سَلَفَ﴾ "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'Jika mereka berhenti (dari kekafiran), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu.'"[QS. Al-Anfāl (8): 38]
Urusan masuk Islam sangatlah mudah, tidak butuh seremoni, acara formal, atau kehadiran seseorang. Cukup seseorang melafalkan dua kalimat syahadat disertai dengan mengetahui maknanya dan mengimaninya, yaitu dengan mengucapkan: asyhadu allā ilāha illallāh wa asyhadu anna muḥammadar-rasūlullāh (Aku bersaksi tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Jika engkau dengan mudah melafalkannya menggunakan bahasa Arab, tentunya lebih bagus. Tetapi jika kesulitan, engkau cukup melafalkannya dengan bahasamu, dan dengan hal itu engkau telah menjadi muslim. Selanjutnya engkau wajib mempelajari agama barumu yang menjadi sumber kebahagiaanmu di dunia dan keselamatanmu di akhirat.
Untuk menambah wawasan tentang Islam, kami sarankan untuk mengunjugi situs:
Link terjemahan makna Al-Qur`an Al-Karim dengan bahasa Indonesia:
Untuk mempelajari tata cara menjalankan Islam, kami sarankan agar mengunjungi situs:
SIAPA PENCIPTAKU DAN KENAPA?Segala Sesuatu Menunjukkan Adanya Pencipta
Tuhan Yang Disembah Harus Memiliki Sifat-sifat Kesempurnaan
Apakah Masuk Akal Bila Al-Khāliq Membiarkan Kita Tanpa Ada Wahyu?
Mengapa Para Rasul Berjumlah Banyak?
Manusia Tidak Dianggap Beriman Sampai Dia Mengimani Semua Rasul
Apa Keyakinan Umat Islam tentang Isa -'Alaihissalām-?
Apa Yang Wajib Aku Lakukan Agar Menjadi Muslim?
Islam Adalah Jalan Kebahagiaan
Apa yang Akan Aku Dapatkan dengan Masuk Islam?
Kerugian Apa yang Akan Aku Alami Seandainya Aku Menolak Islam?
Tidak Ada Uzur bagi Orang yang Meninggalkan Kebenaran dan Mengikuti Nenek Moyang
Apakah Engkau Siap untuk Mengambil Keputusan Terbesar dalam Hidupmu?
Apa yang Harus Aku Lakukan untuk Menjadi Muslim?