Description
Mengenal Islam : Menjelaskan tentang kebenaran & kesempurnaan Islam yang didalamnya dibahas tentang tujuan-tujuan dari syari’ah ini, beserta penjelasan detail tentang Rukun-rukun Iman dan Islam, serta hal-hal diperbolehkan dan diharamkan oleh agama ini secara singkat.
MENGENAL ISLAM
تعريف موجز بالإسلام
(باللغة الإندونيسية)
Introduction to Islam in Indonisian Language
Disusun Oleh:
Penerbit Darul Qosim
Penerjemah :
Divisi Indonesia
Murajaah :
Zulfi Askar
إعداد:
القسم العلمي بدار القاسم
ترجمة:
صلاح الدين عبد الرحمن
مراجعة:
زلفي عسكر
Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
1428 – 2007
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah untuk imam para rasul, nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para shahabatnya .
Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia merupakan satu-satunya agama yang benar. Allah tidak menerima agama dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai agama yang mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan di dalamnya. Allah tidak mewajibkan dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa yang mereka tidak sanggup melakukannya. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya kasih sayang. Ia merupakan agama agung yang mengarahkan manusia kepada seluruh hal yang bermanfa’at, serta melarang dari segala hal yang membahayakan bagi agama dan kehidupan mereka di dunia.
Dengannya Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak, serta memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat. Dengannya pula Allah menyatukan hati yang bercerai-berai, dan hawa nafsu yang berpecah-belah, dengan membebaskannya dari kegelapan kebatilan, dan mengarahkan serta menunjukinya kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Islam adalah agama yang lurus, yang sangat bijaksana dan sempurna dalam segala berita dan hukum-hukumnya. Ia tidak memberitakan kecuali dengan jujur dan benar, dan tidak menghukum kecuali dengan yang baik dan adil, yaitu: ’aqidah yang benar, amalan yang tepat, akhlak yang utama dan etika yang mulia.
Syari’ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:
1. Memperkenalkan manusia dengan Tuhan dan Pencipta mereka, melalui nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang agung, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang sempurna.
2. Menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya; dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, yang merupakan kemaslahatan bagi mereka di dunia dan akhirat.
3. Mengingatkan mereka akan keadaan dan tempat kembali mereka setelah mati, dan apa yang akan mereka hadapi di dalam kubur, serta ketika dibangkitkan dan dihisab. Kemudian tempat kembali mereka surga atau neraka.
Dan hal-hal yang diseru oleh Islam dapat kita simpulkan dalam penjelasan berikut:
Pertama
Aqidah
Yaitu: Meyakini Rukun-Rukun (Pilar-Pilar) Iman yang enam:
1- Beriman kepada Allah, diwujudkan dengan hal-hal berikut:
a. Satu: Beriman kepada rububiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah adalah Tuhan, Pencipta, Pemilik dan Pengatur segala urusan.
b. Beriman kepada uluhiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah Ta’ala sajalah Tuhan yang berhak disembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil.
c. Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maksudnya: bahwasanya Allah Ta’ala memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat yang sempurna serta agung sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam .
2- Beriman kepada para Malaikat:
Malaikat adalah hamba-hamba yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya. Allah telah membebankan kepada mereka berbagai tugas. Diantara mereka adalah Jibril; ditugaskan menurunkan wahyu dari sisi Allah kepada nabi-nabi dan rasul-rasul yang dikehendaki-Nya.
Mikail yang ditugaskan untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan.
Israfil yang bertugas meniupkan sangsakala di hari terjadinya kiamat.
Dan Malaikat Maut, bertugas mencabut nyawa ketika ajal tiba.
3- Beriman kepada Kitab-kitab:
Allah -Yang Maha Agung dan Mulia- telah menurunkan kepada para rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Yang kita ketahui di antara kitab-kitab itu adalah:
a. Taurat, diturunkan Allah kepada Nabi Musa alaihis salam, ia merupakan kitab Bani Israil yang paling agung.
b. Injil, diturunkan Allah kepada Nabi Isa alaihis salam.
c. Zabur, diturunkan Allah kepada Daud alaihis salam.
d. Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ’alaihimas salam.
e. Al Qur’an yang agung, diturunkan Allah Ta’ala kepada nabi-Nya Muhammad, penutup para nabi. Dengannya Allah telah menasakh (menghapus) semua kitab sebelumnya. Dan Allah telah menjamin untuk memelihara dan menjaganya; karena ia akan tetap menjadi hujjah atas semua makhluk, sampai hari kiamat.
4- Beriman kepada para rasul:
Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya. Rasul pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan semua rasul itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat ketuhanan. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang telah dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau diutus untuk seluruh manusia. Maka tidak ada lagi nabi sesudahnya.
5- Beriman kepada hari akhirat:
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, Ketika Allah membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal di tempat yang penuh kenikmatan atau di tempat siksaan yang amat pedih.
Beriman kepada Hari Akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi setelah mati, yaitu: ujian kubur, kenikmatan dan siksaannya, serta apa yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.
6- Beriman kepada Takdir:
Takdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan menciptakan seluruh makhluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu, dan menurut kebijaksanaan-Nya. Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.
Kedua
Rukun-rukun (Pilar-Pilar) Islam
Islam dibangun di atas lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang sebenarnya hingga dia mengimani dan melaksanakannya, yaitu:
Rukun pertama: Syahadat (bersaksi) bahwa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad itu adalah Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci Islam dan pondasi bangunannya.
Makna syahadat la ilaha illallah ialah: tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah saja, Dialah ilah yang hak, sedangkan ilah selainnya adalah batil. Dan ilah itu artinya: sesuatu yang disembah.
Dan makna syahadat: bahwasanya Muhammad itu adalah rasulullah ialah: membenarkan semua apa yang diberitakannya, dan menta’ati semua perintahnya serta menjauhi semua yang dilarang dan dicegahnya.
Rukun kedua: Shalat:
Yaitu lima shalat setiap hari, Allah syari’atkan sebagai hubungan antara seorang muslim dengan Tuhannya. Di dalamnya dia bermunajat dan berdo’a kepada-Nya, di samping agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan keji dan munkar.
Dan Allah telah menyiapkan bagi yang menunaikannya kebaikan dalam agama dan kemantapan iman serta ganjaran, baik cepat maupun lambat. Maka dengan demikian seorang hamba akan mendapatkan ketenangan jiwa dan kenyamanan raga yang akan membuatnya bahagia di dunia dan akhirat.
Rukun ketiga: Zakat
Yaitu: sedekah yang dibayar oleh orang yang memiliki harta sampai nisab (kadar tertentu) setiap tahun, kepada yang berhak menerimanya seperti orang-orang fakir dan lainnya, di antara yang berhak menerima zakat.
Dan zakat itu tidak diwajibkan atas orang fakir yang tidak memiliki nisab, tapi hanya diwajibkan atas orang-orang kaya untuk menyempurnakan agama dan islam mereka, meningkatkan kondisi dan akhlak mereka, menolak segala bala dari mereka dan harta mereka, mensucikan mereka dari dosa, di samping sebagai bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan dan fakir di antara mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka, sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari jumlah harta dan rizki yang diberikan Allah kepada mereka.
Rukun keempat: Puasa
Yaitu selama satu bulan saja setiap tahun, pada bulan Ramadhan yang mulia, yakni bulan kesembilan dari bulan-bulan Hijriah. Kaum muslimin secara keseluruhan serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka; makan, minum dan jima’, di siang hari; mulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam.
Dan semua itu akan diganti oleh Allah bagi mereka -berkat karunia dan kemurahannya- dengan penyempurnaan agama dan iman mereka, serta peningkatan kesempurnaan diri, dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainnya; baik, di dunia maupun di akhirat yang telah dijanjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.
Rukun kelima: Haji
Yaitu menuju Masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah mewajibkannya atas orang yang mampu sekali seumur hidup. Pada waktu itu kaum muslimin dari segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia di muka bumi ini, menyembah Tuhan Yang Satu, memakai pakaian yang sama, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara si kaya dan si fakir dan antara yang berkulit putih dan berkulit hitam. Mereka semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu, yang terpenting di antaranya adalah: Wukuf di padang Arafah, thawaf di Ka’bah yang mulia, kiblatnya kaum muslimin, dan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.
Dan di dalam pelaksanan haji itu terdapat manfaat-manfaat yang tidak terhingga banyaknya, baik dari segi agama maupun dunia.
Ketiga
Selanjutnya, Islam juga telah mengatur kehidupan pemeluknya secara individu dan kelompok, dengan konsep yang menjamin kebahagiaan hidup mereka dunia dan akhirat. Islam membolehkan bahkan mendorong mereka untuk nikah, dan sebaliknya mengharamkan atau melarang perbuatan zina, sodomi dan segala bentuk prilaku kotor lainnya. Ia mewajibkan menjalin hubungan antar kerabat, mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta menyantuni mereka, sebagaimana Islam juga mewajibkan dan mendorong untuk berakhlak mulia, serta mengharamkan dan melarang segala bentuk moral yang hina.
Islam membolehkan bagi mereka usaha yang baik melalui perdagangan, persewaan dan semacamnya, serta mengharamkan praktek riba, segala bentuk perdagangan yang terlarang dan semua yang mengandung unsur penipuan atau pengelabuan.
Sebagaimana Islam juga memperhatikan perbedaan manusia dalam konsisten terhadap ajarannya dan memelihara hak-hak orang lain, untuk itu ditetapkan sanksi-sanksi yang mencegah untuk terjadinya berbagai pelanggaran terhadap hak-hak Allah seperti: murtad, berzina, meminum khamar dan semacamnya, begitu juga ditetapkan sanksi-sanksi yang mencegah akan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak sesama manusia, seperti membunuh, mencuri, menuduh orang lain berbuat zina, atau menganiaya dengan memukul atau menyakiti. Sanksi-sanksi tersebut sangat sesuai dengan bentuk kejahatannya tanpa berlebih-lebihan.
Sebagaimana Islam juga telah mengatur dan memberi batasan terhadap hubungan antara rakyat dan penguasa, dengan mewajibkan rakyat untuk ta’at selama bukan dalam maksiat kepada Allah, dan mengharamkan kepada mereka memberontak atau menentang, karena bisa menimbulkan kerusakan-kerusakan secara umum atau khusus.
Sebagai penutup, dapat kita katakan bahwa Islam telah merangkum ajaran yang membangun dan menciptakan hubungan yang benar dan amalan yang tepat antara hamba dan Tuhannya dan antara seseorang dengan masyarakatnya dalam segala urusan. Maka tak satupun kebaikan, baik itu dari segi akhlak maupun mu’amalat, melainkan Islam telah membimbing dan mendorong ummat untuk melaksanakannya, dan sebaliknya tak satupun keburukan dalam hal akhlak ataupun mu’amalat melainkan Islam telah mencegah dan melarang ummat untuk melakukannya. Ini semua membuktikan kesempurnaan dan keindahan agama ini, dalam seluruh sisi dan bagiannya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.