×
جدبد!

تطبيق موسوعة بيان الإسلام

احصل عليه الآن!

Bukti-Bukti Kenabian([1])

Segala puji bagi Allah, kita memuji, memohon pertolongan, memohon ampunan, dan berlindung kepada-Nya dari kejahatan dan keburukan amal perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorangpun dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tak seorangpun mampu memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk beliau, keluarga, dan sahabat beliau.

Amma ba'du:

Bertakwalah kepada Allah -Wahai Hamba-hamba Allah- dengan sebenar-benarnya takwa, dan terus hadirkan pengawasan Allah di kala sunyi dan senyap.

Wahai kaum muslimin,

Allah telah mengutus para Rasul untuk memberikan petunjuk kepada para makhluk, menyempurnakan fitrah dengan wahyu yang mereka emban. Menyeru untuk beribadah kepada Allah, berbuat baik, dan berakhlak mulia. Kebutuhan para hamba kepada para rasul melebihi kebutuhan mereka kepada makanan, minuman, dan bernafas, karena tidak ada jalan menuju kebahagiaan, keberuntungan, dan ridha Allah tanpa perantara mereka.

Allah satu-satunya Dzat yang memiliki kekayaan yang sempurna, kemampuan yang utuh, dan pengetahuan yang lengkap. Para Rasul –'alaihimussalaam- mereka adalah manusia biasa yang tidak memiliki ketiga hal tersebut, kecuali apa yang Allah berikan kepada mereka. Allah Ta'ala berfiman kepada Nabi,

﴿قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّه وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ﴾

"Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.'"([2])

Maka Allah menganugerahkan dari kemampuan, pengetahuan, dan kekuasaan-Nya untuk mereka dengan tanda-tanda kekuasaan yang menakjubkan; guna menunjukkan kepada para hamba bahwa mereka benar utusan Allah yang jujur pada setiap apa yang mereka sampaikan, Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Tidak ada seorang Nabi dari para nabi kecuali telah diberi keistimewaan-keistimewaan yang tidak diberikan kepada manusia, sehingga orang-orang beriman padanya" (Muttafaq 'alaih).

Nabi Saleh –'alaihissalaam- diberi mukjizat kepada kaumnya seekor unta besar yang keluar dari batu besar.

Nabi Ibrahim –'alaihissalaam- dilemparkan ke dalam kobaran api yang menyala-nyala, namun tidak melukainya.

Nabi Musa -'alaihissalaam-diberi sembilan mukjizat yang begitu jelas, ketika beliau memukul lautan dengan tongkat, maka lautan terbelah menjadi dua bagian, setiap bagian bak gunung yang menjulang, begitupula saat beliau melemparkan tongkat maka berubahlah ia menjadi ular yang besar.

Nabi Daud dan Sulaiman –'alaihimassalaam- diajari bahasa burung, dan diberi segala sesuatu.

Nabi Isa -'alaihissalaam- menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta, bahkan bisa menghidupkan orang mati dengan izin Allah, mampu berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian, sehingga beliau membebaskan tuduhan atas ibu beliau, dan beliau adalah orang yang mentauhidkan Tuhannya.

Diantara tanda-tanda yang membuktikan kebenaran mereka adalah budi pekerti luhur, akhlak yang lurus, begitupula pertolongan dan kesudahan baik yang Allah berikan untuk mereka dan pengikut mereka, dan juga apa yang Allah timpakan kepada orang-orang yang mendustakan dan menyelisihi mereka dengan berbagai adzab dan kehancuran.

Allah telah menghimpun untuk Nabi kita Muhammad mukjizat-mukjizat terbanyak dan teragung daripada apa yang didatangkan para Nabi –'alaihimussalaam- terdahulu, Syaikhul Islam -rahimahullah- berkata: "Mukjizat beliau berjumlah lebih dari seribu mukjizat. Tidak ada di dunia suatu ilmu yang diketahui secara mutawatir([3]) kecuali ilmu tentang mukjizat Rasulullah dan syari'at agama beliau lebih jelas, Allah berfiman,

﴿هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَىٰ بِاللَّه شَهِيدًا﴾

'Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.'([4])"

Diantara tanda kenabian beliau adalah kabar gembira para Nabi sebelum masa kedatangan beliau. Nabi Ibrahim dan Ismail -'alaihimassalaam- berkata,

﴿رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ﴾

"Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka."([5])

Nabi Isa –'alaihissalam- berkata,

﴿وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ﴾

"Dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."([6])

Pada masa kanak-kanak Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-, datang malaikat yang membelah dada beliau dan menghilangkan bagian setan yang ada padanya.

Allah juga menjaga beliau sebelum masa kerasulan dari kebiasaan Jahiliyah dan hal-hal keji, sehingga tidak pernah aurat beliau tersingkap, tangan beliau tidak pernah menyentuh berhala, dan tidak pernah menengguk khamr, atau membaiat seseorang atas perkara yang haram.

Perlindungan langit pun bertambah seiring dilemparinya setan-setan dengan bintang-bintang sebagai penjagaan terhadap risalah beliau, para Jin berkata,

﴿وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُباً﴾

"Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api."([7])

Diantara mukjizat yang sejak masa hidup beliau hingga kini masih kekal adalah Al-Qur'an al-Azhiim, begitupula ilmu dan keimanan yang dipikul pengikut beliau.

Diantaranya adalah apa yang Allah tunjukkan kepada beliau mengenai kejadian-kejadian yang sangat banyak di masa silam dan hal-hal ghaib di masa mendatang, sebuah informasi sangat detail yang tidak seorangpun mengetahuinya tanpa Allah -Azza wajalla- ajarkan, sebagimana firman-Nya,

﴿تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا﴾

"Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini."([8])

Beliau telah menceritakan kepada kita peristiwa yang telah berlalu; seperti kisah Adam dan kejadian sujud malaikat kepada beliau, begitupula sebaliknya tentang kesombongan Iblis, dan kisah-kisah para Nabi lainnya dengan sangat rinci, begitupula perselisihan umat-umat terdahulu, kisah Ashabul Kahf, dan Ashabul Fiil.

Allah telah menantang seluruh makhluk untuk mendatangkan satu surat seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an; Maka Allah tegaskan bahwa mereka tidak akan sanggup melakukannya hingga hari kiamat, tak seorangpun mampu, Allah berfirman tentang kondisi orang-orang kafir kelak saat kondisi Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- sangat lemah di Mekkah,

﴿سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ﴾

"Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang."([9])

Beberapa tahun kemudian kebenaran hal tersebutpun terbukti, bahkan Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-menunjukkan kepada kaum Muslimin lokasi kematian penggawa-penggawa Quraisy sebelum perang Badr, beliau bersabda, "Ini tempat matinya Fulan."

Anas -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan beliau di atas tanah sambil menunjukkan disini dan disini, maka tidaklah meleset jauh salah seorang mereka dari lokasi tangan Rasulullah -shallallu 'alaihi wasallam-." (HR. Muslim).

Ketika perang Khaibar beliau menuju medan perang seraya bertakbir dan berkata, "Khaibar ditaklukkan" hingga Allah memberikan kemenangan kepada beliau (Muttafaq 'alaih).

Tatkala beliau mengutus para Sahabat ke Mu'tah untuk memerangi kaum Romawi, beliau memberitakan kematian para Syuhada' sebelum kabar tersebut sampai kepada beliau. (HR. Bukhari).

Beliau juga menyebutkan bahwa kaum Persia akan dikalahkan Romawi pada masa hidup beliau. Tatkala datang utusan raja Persia membawa sepucuk surat, beliau bersabda kepadanya, "Sesungguhnya Tuhanku telah membunuh rajamu malam ini". (HR. Ahmad).

De tengah perjalanan menuju Tabuk beliau bersabda, "Malam ini akan berhembus angin kencang, maka jangan sampai seseorang diantara kalian terjaga karenanya". (Muttafaq 'alaih).

Beliau juga mengabarkan tentang dekatnya ajal beliau dan kembalinya beliau keharibaan ilahi, saat beliau sedang duduk di atas mimbar dan bersabda, "Ada seorang hamba Allah yang telah ditawarkan kepadanya untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah". Maka tiba-tiba Abu Bakar menangis lalu berkata, "Kami tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami."(Muttafaq 'alaih). Maka tidak berlalu beberapa hari kemudian hingga beliau benar-benar meninggalkan dunia.

Beliau mengabarkan bahwa setelah seratus tahun, tidak ada satu orangpun dari sahabatnya yang tersisa. (Muttafaq 'alaih), maka sungguh semuanya benar-benar menjadi nyata seperti apa yang beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- beritakan.

Beliau juga mengabarkan penaklukan Baitul Maqdis, kemudian akan datang setelahnya wabah yang merenggut nyawa kaum Muslimin, kemudian akan tiba suatu masa tatkala harta melimpah ruah dan tak ada seorangpun yang mau menerimanya, dan sungguh hal tersebut benar-benar terjadi; Maka Baitul Maqdis ditaklukkan, kemudian merebak wabah di Syam, keduanya terjadi pada masa kekhalifahan Umar -radhiyallahu 'anhu-. Kemudian harta melimpah ruah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan -radhiyallahu 'anhu-, bahkan seseorang marah ketika diberi seratus dinar.

Beliau mengabarkan bahwa negeri-negeri akan ditaklukkan satu per satu, maka penduduk Madinah akan berbondong-bondong pindah ke sana guna mencari kesejahteraan dan kemakmuran. Dan beliau bersabda,"Sungguh Madinah lebih baik untuk mereka jika mereka mengetahui". (Muttafaq 'alaih).

Beliau mengabarkan bahwa raja Persia dan Romawi akan binasa, bahkan harta simpanannya akan dibelanjakan di jalan Allah. Berbagai kenikmatan duniawi pun akan dimudahkan untuk umat beliau, sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan sebagaimana golongan sebelum mereka, bahkan umat beliau akan meniru umat-umat terdahulu dan mengikuti jejak mereka sampai jikalau mereka masuk ke dalam lubang biawak sungguh mereka akan ikut masuk ke dalamnya. (Muttafaq 'alaih).

Beliau juga menjelaskan tanda-tanda dekatnya hari kiamat, seperti sedikitnya ilmu, merebaknya kebodohan, fitnah-fitnah bermunculan, kasus pembunuhan meningkat, manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan. Beliau berdiri di tengah-tengah sahabatnya seraya mengabarkan apa yang akan terjadi hingga hari kiamat kelak, Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- berdiri diantara kami, tidak ada satupun kejadian yang akan terjadi hingga hari kiamat kelak kecuali beliau ceritakan, orang yang hafal akan mengingatnya, orang yang melupakannya akan lupa."(Muttafaq 'alaih).

Beliau menceritakan kejadian yang beliau lihat di langit, Allah memindahkan ruh dan jasad beliau dari Mekkah menuju Masjidil Aqsha saat malam hari, kemudian beliau diangkat ke langit sampai Sidrotul Muntaha, kemudian beliau kembali ke Mekkah malam itu juga, beliau mengabarkan apa yang beliau lihat dari kondisi surga dan neraka serta penghuninya begipula Sidratul Muntaha, bahkan suara goresan pena yang mencatat pengaturan alam semesta.

Allah mendukung beliau dengan mukjizat-mukjizat kasat mata yang terlihat di dunia; seperti bulan yang Allah bagi menjadi dua sebagai bukti kerasulan beliau, bahkan pendudukan Mekkah dan selainnya melihatnya dengan mata kepala.

Bukti-bukti kenabian juga nampak pada kondisi manusia; Ketika khutbah haji Wada' Allah buka pendengaran seluruh manusia hingga mendengar apa yang beliau sampaikan, padahal jumlah mereka saat itu lebih dari serratus ribu orang (HR. Abu Dawud).

Beliau berdoa untuk Anas -radhiyallahu 'anhu- agar diberi banyak harta dan keturunan; sampai semasa hidupnya lebih dari seratus dua puluh orang dari keturunannya dimakamkan. (Muttafaq 'alaih).

Beliau berdoa untuk Abu Hurairah dan Ibunya -radhiyallahu 'anhuma- agar Allah mencurahkan kecintaan kaum muslimin kepada keduanya, berkata Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-, "Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar tentangku, namun tidak melihatku kecuali akan mencintaiku" (HR. Muslim).

Beliau berdoa untuk Urwah al Bariqi -radhiyallahu 'anhu- agar diberi keberkahan dalam perdagangannya, maka sungguh meskipun dia hanya menjual pasir niscaya akan menghasilkan keuntungan. (HR. Bukhari).

Pernah suatu ketika kaki Abdullah bin 'Atiik -radhiyallahu 'anhu- patah, maka beliau mengusapnya lantas sembuh seketika. (HR. Bukhari).

Beliau meludahi kedua mata Ali -radhiyallahu 'anhu- yang sedang sakit, lantas sembuh seakan kedua matanya tidak pernah sakit sebelumnya. (Muttafaq 'alaihi).

Bukti-bukti kenabian beliau juga nampak di hewan. Suatu hari beliau memasuki kebun milik salah seorang dari kaum Anshar yang di dalamnya terdapat seekor unta, ketika unta itu melihat Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- ia pun menangis, kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- mengelusnya hingga ia terdiam, kemudian beliau bersabda kepada pemilik unta tersebut, "Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah pada hewan yang Allah telah berikan kepadamu ini? Sesungguhnya ia mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya lapar dan lelah." (HR. Abu Dawud).

Diantara bukti kenabian beliau; makan dan minuman yang diperbanyak berkat beliau. Saat di Hudaybiyah, beliau bersama 1500 orang sahabatnya, Jabir -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Nabi -shallallahu 'alahi wasallam- meletakkan tangannya di wadah kecil, kemudian air terpancar dari sela-sela jarinya laksana mata air, kamipun minum dan berwudhu." Seorang bertanya: "Berapa jumlah kalian saat itu?" Jabir berkata, "Jika kami berjumlah seratus ribu orang niscaya air itu cukup untuk kami semua. Saat itu kami berjumlah 1500 orang." (HR. Bukhari).

Pada peperangan Dzatur Riqa', beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- mengumpulkan air di dalam satu mangkuk, kemudian seluruh pasukannya mengisi tempat-tempat air mereka dengan air tersebut.

Saat perang Khaibar, persediaan makanan menipis, lantas beliaupun menyuruh sahabatnya untuk mengumpulkan seluruh makanan mereka yang tersisa, kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- mendoakan keberkahan atas makanan tersebut, lalu seluruh pasukan memakannya sampai mereka kenyang, padahal saat itu mereka berjumlah 1500 orang.

Ketika beliau di Tabuk, para sahabat yang saat itu berjumlah 30.000 orang meminta air, kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- berwudhu di salah satu mata air yang ada di sana, lantas air pun terpancar sampai mencukupi seluruh kebutuhan pasukan. (HR. Muslim).

Samurah bin Jundub -radhiyallahu 'anhu- berkata, "Kami bergantian makan bersama Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- dari pagi hari hingga malam, sepuluh orang berdiri selesai makan, kemudian bergantian sepuluh orang lagi duduk makan." Seorang berkata, "Dari mana jumlah makanan itu bertambah?" Beliau menjawab, "Dari mana lagi (makanan) itu bertambah kalau tidak dari sini." Sambil tangannya menunjuk ke langit. (HR. Tirmidzi).

Allah menundukkan bagi beliau bebatuan dan pepohonan sebagai bukti atas kenabian beliau. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- pernah singgah bersama para sahabatnya di satu lembah, kemudian beliau menarik dua pohon, lantas keduanya tunduk dan berkumpul di sisi beliau atas izin Allah. (HR. Muslim).

Sekelompok jin berkumpul guna mendengar Al-Quran yang beliau baca tatkala beliau berada di Makkah, hal itu beliau ketahui dari kabar yang disampaikan oleh pepohonan yang saat itu ada di sekitar beliau. (HR. Bukhari).

Dahulu beliau khotbah di atas batang pohon kurma, kemudian dibuatkan mimbar untuknya, ketika beliau khotbah di atasnya, batang pohon kurma tadi pun menangis layaknya seorang anak kecil, kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- meletakkan tangannya di atas batang tadi, lantas ia pun terdiam." (HR. Bukhari).

Beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda, "Sesungguhnya aku mengetahui satu batu yang pernah mengucapkan salam kepadaku ketika aku di Makkah, sungguh aku tau batu itu sekarang." (HR. Muslim).

Beliau pernah mendaki gunung Uhud dengan beberapa orang sahabatnya, lantas gunung Uhud pun berguncang, kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- memukulnya dan bersabda, "Tenanglah wahai Uhud", lantas gunung Uhud pun tenang. (HR. Bukhari).

Allah pun mendukung beliau dengan malaikat-Nya, sesuatu yang belum pernah diberikan kepada orang sebelum beliau, sebagai bukti atas kenabiannya. Ketika beliau di Makkah, malaikat penjaga gunung meminta izin kepada beliau untuk menimpakan Al Akhsyabain (dua gunung yang ada di Makkah) kepada orang-orang kafir, namun beliau tidak mengizinkannya.

Saat hijrah Allah berfirman,

﴿ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا﴾

"Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita'. Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kalian tidak melihatnya."([10])

Saat perang Badr, malaikat terbaik ikut berperang bersama beliau. Pada perang Uhud, Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- diperlihatkan bahwa Jibril dan Mikail ikut membela dan berperang bersama beliau. (Muttafaq 'alaihi). Jibril juga menyertai beliau ketika beliau berangkat dari Khandaq menuju Bani Quraizhah. (HR. Bukhari).

Dan diantara tanda kenabian beliau; penjagaan Allah terhadap kenabian beliau dari musuh-musuhnya, Allah berfiman,

﴿وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ﴾

"Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia"([11]), maka mereka tidak mampu mengalahkan beliau, justru beliau yang mengalahkan mereka padahal mereka lebih banyak dan kuat.

Sebagian orang yahudi menyihir beliau, maka Allah menyelamatkan beliau dari sihir-sihir mereka dan menggagalkannya. Mereka juga meletakkan racun pada daging kambing yang dihidangkan kepada beliau, maka Allah memperingatkan beliau akan hal tersebut.

Meskipun kemenangan beliau begitu jelas, ketaatan para makhluk kepada beliau nyata, bahkan mereka rela berkorban jiwa dan harta, namun beliau wafat tanpa mewariskan dirham ataupun dinar, tidakpula domba atau unta, kecuali baghal dan senjata beliau yang tergadai pada seorang yahudi dengan imbalan tigapuluh shaa' gandum yang beliau beli untuk keluarganya.

Wa ba'du, wahai kaum muslimin…

Barangsiapa mentadaburi sejarah hidup Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- dari masa kelahiran hingga wafat beliau, niscaya ia akan mengetahui bahwa beliau merupakan utusan Allah yang membawa ucapan yang takkan tertandingi oleh apa yang didengar orang-orang terdahulu ataupun yang akan datang. Dahulu beliau senantiasa memerintahkan umatnya untuk mentauhidkan Allah, menunjukkan mereka pada setiap kebaikan, melarang dari seluruh keburukan, dan Allah terus menunjukkan tanda-tanda mukjizat untuk beliau.

Beliau datang membawa agama yang paling sempurna, menghimpun seluruh kebaikan umat terdahulu, maka umat beliau menjadi umat paling sempurna dalam setiap keutamaan yang diberikan, dari beliau mereka dapat meraih dan mempelajarinya. Beliau yang menyeru kepada hal tersebut, sehingga mereka menjadi penduduk bumi yang paling berilmu, paling religius, paling adil, dan paling mulia.

Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk

﴿قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا﴾

"Katakanlah (Muhammad), 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa'. Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."([12])

Semoga Allah memberkahi kita semua dengan Al-Qur'an yang mulia…


Khotbah Kedua

Segala puji bagi Allah atas segala kebaikan-Nya, puji syukur kepada-Nya atas segala taufik dan karunia-Nya, Aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, sebagai pengagungan atas-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi kita Muhammad hamba dan utusan-Nya, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk beliau, keluarga, dan sahabat beliau.

Wahai kaum muslimin…

Merenungi mukjizat-mukjizat Nabi kita Muhammad -shallallahu 'alaihi wa sallam- dan bukti-bukti kebenaran beliau menambah keimanan. Sejatinya suatu kemuliaan diraih dengan banyak menghayati kebaikan-kebaikan beliau yang memukau dan syariat beliau yang suci, tidak ada jalan yang dapat kita tempuh untuk mengenal Allah tanpa melalui Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-.

Dan barangsiapa ingin mengatahui kebenaran risalah beliau dan petunjuk-petunjuknya, maka ia harus mendalami kandungan Al-Qur'an yang mulia.

Ketika kebutuhan makhluk untuk mempercayai Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- melebihi segala sesuatu, Allah mudahkan bukti-bukti yang dengannya kebenaran para Nabi diketahui, sehingga Dia jadikan jumlah bukti-bukti tersebut begitu banyak dan jelas, maka tidak seorangpun yang menyimpang dari beriman kepadanya kecuali pembangkang, dan tidak seorang pun ragu dalam mempercayainya kecuali orang yang sombong. Seluruh kebaikan terdapat pada berpegang teguh di atas pembenaran kenabian dan ketaatan kepada beliau.

Kemudian ketahuilah bahwasannya Allah telah memerintahkan kalian untuk bershalawat dan mengucapkan salam untuk Nabi-Nya…


([1]) Disampaikan pada hari Jum'at, 21 Rabi'ul Akhir 1443 H di Masjid Nabawi.

([2]) QS Al An'aam: 50.

([3]) Kabar-kabar mutawatir: yaitu kabar yang bersambung melalui jumlah yang sangat banyak pada setiap zaman.

([4]) QS Al Fath: 28.

([5]) QS Al Baqarah: 129.

([6]) QS Ash Shaff: 6.

([7]) QS Al Jin: 8.

([8]) QS Huud: 49.

([9]) QS Al-Qamar: 45.

([10]) QS At Tawbah: 40.

([11]) QS Al Maidah: 67.

([12]) QS Al Kahfi: 110.

معلومات المادة باللغة العربية